Regulasi TKDN dinilai diperlukan lebih besar fleksibel, apa itu TKDN?

Regulasi TKDN dinilai diperlukan lebih banyak besar fleksibel, apa itu TKDN?

Ibukota – Kebijakan Level Komponen Dalam Negeri (TKDN) kembali berubah menjadi sorotan. Dalam forum Sarasehan Sektor Bisnis yang digunakan dijalankan ke Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025), Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya menyusun regulasi TKDN yang mana lebih tinggi fleksibel lalu realistis.

Menurut Presiden, aturan TKDN diperlukan menyesuaikan dengan keadaan ke lapangan agar tidak ada menghambat daya saing bidang nasional pada berada dalam persaingan global yang digunakan semakin ketat. “Saya sangat nasionalis, tapi kita juga harus realistis. TKDN kalau dipaksakan, lapangan usaha kita malah bisa saja kalah bersaing,” kata Presiden Prabowo pada hadapan para pelaku bisnis juga pemangku kebijakan.

Presiden juga menginstruksikan jajaran pemerintah untuk segera mengevaluasi kebijakan yang mana berlaku, agar penerapan TKDN benar-benar menyokong perkembangan bidang di negeri tanpa membebani pelaku usaha.

Apa itu TKDN?

TKDN merupakan singkatan dari Derajat Komponen Dalam Negeri. TKDN adalah ukuran berapa besar porsi substansi baku, tenaga kerja, dan juga proses produksi dari di negeri yang dimaksud digunakan di sebuah hasil atau jasa. Semakin lebih tinggi nilai TKDN, artinya semakin sejumlah elemen lokal yang dimaksud terlibat di pembuatan hasil tersebut. Ada tiga jenis perhitungan TKDN:

  1. Komponen pada negeri pada barang
  2. Komponen di negeri pada jasa
  3. Gabungan komponen pada negeri pada barang kemudian jasa

Salah satu tujuan utama acara TKDN adalah memberdayakan bidang pada negeri agar lebih banyak kuat dan juga kompetitif. Sehingga, pemerintah sudah menetapkan batas minimal TKDN yang harus dipenuhi oleh suatu produk.

Saat ini, batas minimal TKDN ditetapkan sebesar 25 persen, dengan kriteria Bobot Manfaat Organisasi (BMP) minimal 40 persen. Aturan ini berlaku untuk pengadaan barang serta jasa oleh instansi pemerintah seperti kementerian, lembaga negara, pemerintah daerah, BUMN, hingga BUMD, khususnya bila sumber pembiayaannya berasal dari APBN, APBD, atau pinjaman dan juga hibah.

    Penerapan TKDN mengakibatkan sejumlah manfaat. Selain membantu menghurangi ketergantungan pada impor, kebijakan ini juga mengakomodasi tambahan banyak tenaga kerja, menghemat devisa negara, juga meningkatkan daya saing barang lokal. Pengaplikasian komoditas pada negeri bukanlah semata-mata perihal kepentingan ekonomi, tapi juga masalah merancang kebanggaan terhadap karya anak bangsa.

    Namun, seperti yang mana disampaikan Presiden Prabowo, penguatan komponen di negeri tidak semata perihal bilangan atau regulasi. Hal ini menyangkut kesiapan sektor pendidikan, penguasaan ilmu pengetahuan kemudian teknologi, hingga kompetensi sumber daya manusia.

    Karena itu, kebijakan TKDN idealnya tidak ada hanya saja menyokong lapangan usaha untuk memenuhi target bilangan tertentu, tapi juga menciptakan ruang bagi lingkungan sektor lokal agar bertambah kemudian mampu bersaing secara global.

    Artikel ini disadur dari Regulasi TKDN dinilai perlu lebih fleksibel, apa itu TKDN?