DKI Jakarta – Timnas Negara Indonesia kedatangan wajah baru pada skuadnya untuk laga Kualifikasi Piala Planet 2026 menghadapi Australia serta Bahrain. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Septian Bagaskara, striker tajam milik Dewa United yang dimaksud baru cuma mendapatkan panggilan dari ahli Patrick Kluivert
Pemanggilan ini berubah menjadi momen bersejarah bagi Septian, mengingat sebelumnya namanya jarang diperhitungkan pada daftar penyerang pasukan Garuda.
Perjalanan karir Septian Bagaskara
Septian Bagaskara lahir di Kediri pada 26 September 1997. Sejak usia muda, ia sudah ada menekuni bola sepak bola dengan bergabung sama-sama SSB Triple S pada 2004 hingga 2015. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke Persedikab Kediri juga juga sempat menimba ilmu dalam Manchester United Soccer School Indonesia.
Karier profesionalnya dimulai dengan Persik Kediri pada 2017, setelahnya sebelumnya dipinjamkan ke Persekat Tegal. Di Persik, ia mulai menunjukkan ketajamannya sebagai manusia striker. Bahkan, ia menjadi top skor Kompetisi 3 Nusantara pada 2018, prestasi yang mengantarkannya naik ke level yang mana lebih banyak tinggi.
Pada 2022, ia bergabung dengan RANS Nusantara FC sebelum akhirnya pindah ke Dewa United pada 2023. Di klubnya ketika ini, Septian terus menunjukkan peningkatan performa yang luar biasa. Musim ini, ia sudah mencetak tujuh gol ke Turnamen 1, menjadikannya striker lokal paling subur kedua pasca rekan setimnya, Egy Maulana Vikri.
Performa kemudian statistik
Ketajaman Septian di dalam depan gawang bermetamorfosis menjadi alasan utama Kluivert memasukkannya ke skuad timnas. Statistiknya musim ini bahkan lebih besar unggul dibandingkan beberapa penyerang langganan grup Garuda seperti Ramadhan Sananta (4 gol), Hokky Caraka (3 gol), Rafael Struick (1 gol), serta Ragnar Oratmangoen (1 gol). Bahkan, rekan sesama debutan, Ole Romeny, baru mengemas tiga gol sepanjang musim ini.
Kemampuan Septian dipantau segera oleh Kluivert juga kedua asistennya Alex Pastoor juga Denny Landzaat pada waktu ketiganya melakukan pemantauan secara segera pada pertandingan Kompetisi 1 antara Dewa United menjamu Persija DKI Jakarta di Stadion Pakansari Bogor pada 8 Februari.
Dengan besar badan 1,83 meter lalu gaya bermainnya yang mana agresif, Septian memiliki keunggulan di perebutan udara juga finishing yang mana tajam. Selain itu, pengalaman bermain dalam bermacam level kompetisi, mulai dari Kejuaraan 3 hingga Kompetisi 1, membentuknya berubah menjadi pemain yang digunakan matang dan juga siap berkontribusi bagi timnas Indonesia.
Harapan pada Timnas Indonesia
Pemanggilan ke tim Garuda tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Septian Bagaskara. Ia bahkan mengaku bukan menyangka mampu mendapatkan kesempatan ini, mengingat sebelumnya belum pernah mendapat panggilan ke kelompok nasional. Kini, ia memiliki kesempatan untuk membuktikan kemampuannya pada level internasional serta membantu Tanah Air meraih hasil positif ke Kualifikasi Piala Global 2026.
Kehadirannya dalam lini depan bisa saja berubah menjadi solusi bagi timnas Indonesi di mencari sosok ujung tombak yang efektif dalam depan gawang. Dengan performa yang tersebut sedang menanjak, Septian berpeluang memberikan kejutan dan juga menguatkan opsi serangan tim Garuda.
Septian Bagaskara adalah contoh pemain yang dimaksud terus bekerja keras untuk mencapai puncak kariernya. Dari Turnamen 3 hingga sekarang membela timnas Indonesia, perjalanan Septian menunjukkan bahwa kerja keras serta ketekunan dapat mengakibatkan manusia pemain ke level tertinggi. Kini, tugasnya adalah membuktikan diri di berhadapan dengan lapangan serta menjawab kepercayaan yang dimaksud sudah pernah diberikan oleh pembimbing Patrick Kluivert.
Menarik untuk dinantikan bagaimana kiprah Septian Bagaskara sama-sama tim Garuda pada dua laga penting berperang melawan Australia dan juga Bahrain. Akankah ia berubah jadi jawaban bagi lini serang Indonesia? Waktu akan menjawabnya.
Artikel ini disadur dari Profil Septian Bagaskara: Sosok ujung tombak baru tim Garuda