PBB tuntut pertanggungjawaban negeri Israel berhadapan dengan kematian stafnya ke Kawasan Gaza

PBB tuntut pertanggungjawaban negeri tanah Israel berhadapan dengan kematian stafnya ke Kawasan Kawasan Gaza

Hamilton, Kanada – Perserikatan Bangsa-Bangsa kembali menuntut pertanggungjawaban negara Israel yang mengaku melakukan serangan 19 Maret 2025 yang tersebut menewaskan orang staf PBB serta melukai setidaknya lima lainnya dalam Jalur Gaza, Palestina.

"Pihak berwenang tanah Israel sudah menyampaikan untuk kami kesimpulan penyelidikan mereka, dan juga kami menerimanya," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric untuk pers, Kamis.

Dujarric menambahkan para pejabat negeri Israel menunjukkan tambahan sejumlah "kerja mirip dan juga transparansi" sejak awal serangannya di wilayah kantong Palestina padat penduduk itu.

Namun Dujarric menekankan bahwa pengakuan hanya bukan cukup.

"Yang jelas bagi kami adalah harus ada pertanggungjawaban. tidak hanya sekali untuk insiden ini, tetapi juga untuk semua kejadian lain pada mana kami mengamati rekan-rekan PBB kami terbunuh dalam Wilayah Gaza atau sarana kemudian prasarana PBB diserang," katanya.

"Kami memohonkan semua pihak agar sepenuhnya mematuhi hukum kemanusiaan internasional, kemudian itu bagi kami, tentu saja, meliputi pengamanan terhadap warga sipil tetapi juga pengamanan terhadap staf PBB juga kemanusiaan," katanya menambahkan.

Dujarric menegaskan kembali bahwa "bom Israellah yang sudah menghantam rumah tamu PBB, yang dimaksud lokasinya jelas diketahui oleh IDF (militer Israel)" seraya menambahkan bahwa "Kami tahu pada mana kami berdiri … yang digunakan wajib kami lihat adalah pertanggungjawaban."

Dujarric juga menyinggung tentang blokade bantuan kemanusiaan oleh negara Israel dengan mengutip Kantor PBB untuk Sinkronisasi Urusan Humanitarian (OCHA) pada waktu beliau menyampaikan peringatan perihal krisis kemanusiaan yang tersebut semakin pada dalam Gaza.

"Blokade total terhadap bantuan kemanusiaan lalu persediaan barang lain yang tersebut sekarang mendekati hampir dua bulan sudah menyebabkan penipisan stok keperluan seperti pangan segar serta tenda … anak -anak kelaparan. Pasien tiada diobati, pendatang sekarat. Sudah waktunya untuk segera membantah blokade," katanya.

Dujarric mengutarakan biaya pangan naik tajam antara 29 persen hingga 14.100 persen pada melawan tingkat biaya sebelum gencatan senjata. Barang-barang keinginan pokok seperti produk-produk susu, telur, buah, juga daging pun saat ini tak lagi tersedia.

"Rata -rata, pada bulan April, tarif naik 50 persen, melebihi level Maret. Gudang hampir kehabisan pasokan," katanya.

Kondisi ini menciptakan mitra penampungan darurat di Kawasan Gaza tidaklah dapat memberikan lebih besar dari sekadar apa yang tersebut sebenarnya dibutuhkan pemukim untuk bertahan hidup, katanya menambahkan.

Sumber: Anadolu

Artikel ini disadur dari PBB tuntut pertanggungjawaban Israel atas kematian stafnya di Gaza