Pareidolia: Fenomena saat seseorang mengamati wajah pada benda mati

Pareidolia: Fenomena pada waktu seseorang mengamati wajah pada benda terhenti

Ibukota – Pernahkah Anda mengamati sebuah objek atau bentuk pada benda mati, seperti guratan pada dinding, motif pada awan, atau noda pada teflon, tampak menyerupai wajah manusia? Jika pernah, sanggup jadi Anda mengalami fenomena yang dikenal dengan sebutan pareidolia.

Pareidolia merupakan fenomena psikologis yang digunakan berjalan saat seseorang mengawasi bentuk atau kerangka mirip wajah manusia pada objek yang sebenarnya tiada mempunyai wajah, seperti perabotan rumah, formasi awan, atau pola acak lainnya. Kondisi ini tergolong sebagai ilusi visual yang tersebut normal dan juga bukanlah tanda gangguan jiwa mental, meskipun kadang dianggap sebagai kekeliruan persepsi.

Ilusi visual yang digunakan lazim terjadi

Meskipun belum diketahui secara pasti pemicu utama pareidolia, para ahli mengungkap bahwa fenomena ini dapat muncul akibat adanya stimulus visual yang digunakan ambigu, namun oleh otak diproses sebagai sesuatu yang mana familiar, yakni wajah manusia. Respons ini disebut sebagai bentuk adaptasi evolusioner dari otak manusia yang secara alami cenderung mengenali wajah sejak usia sangat dini.

Beberapa contoh umum pareidolia antara lain bentuk rumah yang terlihat seperti ekspresi wajah, pola pada awan yang dimaksud menyerupai profil seseorang, buih kopi yang tersebut membentuk ekspresi wajah, hingga guratan pada batang pohon yang digunakan tampak seperti wajah manusia.

Menurut beberapa studi, pareidolia dilaporkan lebih besar rutin dialami oleh perempuan berbeda dengan laki-laki. Fenomena ini juga cenderung muncul pada waktu pagi hari kemudian sedang malam. Oleh akibat itu, ketika muncul pada di malam hari hari di kondisi gelap kemudian sunyi, pareidolia mampu mengakibatkan ketakutan, teristimewa jikalau objek yang tersebut dilihat tampak menyeramkan.

Kaitan dengan gangguan mental neurologis

Dalam ranah medis, pareidolia juga kerap dikaitkan dengan beberapa masalah neurologis. Salah satunya adalah Lewy Body Dementia, jenis demensia yang dimaksud ditandai oleh halusinasi visual dan juga penurunan fungsi kognitif. Sekitar 70 persen pasien dengan kondisi ini mengalami halusinasi visual, di antaranya persepsi terhadap wajah yang mana sebenarnya tidak ada ada.

Demikian pula pada penderita penyakit Parkinson, gangguan persepsi visual berubah menjadi salah satu gejala nonmotorik yang digunakan rutin dilaporkan. Pasien kerap menyebutkan mengamati wajah atau sosok manusia yang sebenarnya berasal dari benda mati. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan disfungsi pada bagian otak yang digunakan mengatur penglihatan kemudian persepsi visual.

Selain itu, pareidolia juga diduga mempunyai kaitan dengan keadaan neuropsikiatri lainnya, seperti autisme, skizofrenia, hingga migrain, walaupun masih diperlukan lebih banyak sejumlah penelitian untuk membuktikan hubungan tersebut. Faktor psikologis seperti suasana hati yang dimaksud buruk kemudian perasaan kesepian juga disebut-sebut berkontribusi terhadap kecenderungan seseorang mengalami pareidolia.

Cara menyikapi fenomena pareidolia

Ketika mengalami pareidolia, langkah terbaik yang dimaksud dapat diwujudkan adalah permanen tenang serta tidak ada panik. Reaksi panik justru akan menguatkan persepsi ilusi yang tersebut muncul, menghasilkan objek yang disebutkan terlihat semakin nyata kemudian menakutkan.

Salah satu cara mudah untuk meredakan ilusi visual ini adalah dengan mengalihkan pandangan ke objek lain yang tersebut tidaklah menyerupai wajah atau ekspresi manusia. Dalam berbagai kasus, tindakan ini cukup efektif untuk menghilangkan persepsi palsu yang digunakan dialami.

Namun, jikalau fenomena pareidolia berjalan secara berulang serta mulai mengganggu aktivitas sehari-hari atau menyebabkan rasa takut yang mana berlebihan, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater guna memperoleh evaluasi lebih tinggi lanjut.

Pareidolia merupakan bagian dari keunikan cara kerja otak manusia pada memaknai bumi pada sekelilingnya. Meski tampak aneh atau menakutkan, kondisi ini umumnya tidak ada berbahaya kemudian dapat dikelola dengan baik melalui pemahaman dan juga pendekatan psikologis yang mana tepat.

Artikel ini disadur dari Pareidolia: Fenomena ketika seseorang melihat wajah di benda mati