Elon Musk Langsung Borong Sistem China, Takut Trump Berubah Pikiran

Elon Musk Langsung Borong Sistem China, Takut Trump Berubah Pikiran

Jakarta – Pemerintahan Donald Trump lalu Xi Jinping setuju untuk menunda konflik tarif besar hingga 90 hari ke depan. Dengan begitu, barang impor dari China yang dimaksud masuk Amerika Serikat hanya sekali dikenakan tarif 30% dari sebelumnya 145%.

Lalu, barang impor dari Amerika Serikat yang mana masuk ke China belaka dikenakan tarif 10% dari sebelumnya ditetapkan 125%.

Dampak penundaan peperangan dagang ini dengan segera menciptakan pangsa bergairah. Saham-saham raksasa teknologi yang tadinya ambruk pelan-pelan mulai naik. Operasional perusahaan pun kembali produktif.

Momentum 90 hari agaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Tesla, raksasa mobil listrik Negeri Paman Sam milik Elon Musk yang tersebut mempunyai ketergantungan rantai pasokan pada China.

Tesla bergerak cepat untuk mulai mengirimkan kembali komponen-komponen dari China ke Negeri Paman Sam untuk produksi Cybercab serta Semi truk mulai akhir bulan ini, menurut salah satu sumber yang dimaksud familiar dengan rencana tersebut, disitir dari Reuters, Kamis (15/5/2025).

Bulan lalu, Media Reuters melaporkan Tesla menangguhkan rencana pembelian komponen dari China, pasca Trump mengumumkan tarif 145% untuk barang-barang impor dari China. Keputusan itu berkemungkinan menghambat rencana Tesla untuk memproduksi massal model-model terbarunya.

Kendati demikian, sumber di mengatakan kesepakatan terbaru Amerika Serikat juga China masih bisa saja berubah. Pasalnya, pemerintahan Trump selama ini dikenal tak mampu diprediksi.

Tesla tak segera merespons permintaan komentar.

Tesla berencana menguji coba produksi untuk 2 model barunya pada Oktober untuk mulai melakukan produksi massal pada 2026 mendatang. Cybercab rencananya akan diproduksi ke Texas, sementara Semi akan diproduksi ke Nevada, menurut laporan Media Reuters sebelumnya.

Tesla berada dalam mengupayakan izin dari pemerintah Negeri Paman Sam untuk menjalankan layanan taksi otomatis (robotaxi) menggunakan armada Cybercab tanpa roda kemudi atau pedal kontrol.

Perusahaan ini meluncurkan konsep yang disebutkan pada Oktober 2024 lalu berjanji untuk mulai memproduksi kendaraan yang disebutkan pada tahun 2026 dengan biaya kurang dari US$30.000 (Rp496 jutaan).

Tesla juga berencana memproduksi Semi truk pada 2026 mendatang serta mempercepat pengiriman untuk konsumen yang dimaksud sudah memesan, di antaranya PepsiCo.

Tarif membesar yang tersebut ditetapkan Trump bermaksud untuk menggenjot bidang manufaktur AS. Namun, hal ini justru merugikan perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang mana selama ini mengandalkan manufaktur China, salah satunya Musk yang dimaksud merupakan pendatang dekat Trump.

Musk telah berkali-kali menyuarakan dukungannya untuk perdagangan bebas dan juga tak setuju dengan pemberlakuan tarif tinggi.

Bulan lalu, pada laporan kinerja tahunan Tesla, Musk memaparkan terhadap para analis bahwa dirinya sudah ada memohonkan tarif yang dimaksud lebih lanjut rendah, tetapi langkah akhir kekal ke tangan Trump.

CFO Tesla, Vaibhav Taneja, mengemukakan tarif berdampak pada penanaman modal modal Tesla. Pasalnya, perusahaan harus memboyong alat-alat dari luar AS, seperti dari China, untuk mengekspansi lini produksi domestik.

Next Article Sumbang Simbol Rupiah 3,8 T, Donald Trump Beri Karpet Merah Buat Elon Musk

Artikel ini disadur dari Elon Musk Langsung Borong Produk China, Takut Trump Berubah Pikiran