Beijing – pemerintahan China mengundang Uni Eropa (EU) untuk mengupayakan globalisasi sektor ekonomi lalu liberalisasi perdagangan sesuai dengan aturan Organisasi Perdagangan Global (WTO).
"Sebagai ekonomi terbesar kedua serta ketiga, China kemudian EU secara kolektif menguasai lebih besar dari sepertiga dunia usaha global dan juga lebih banyak dari seperempat perdagangan global. Kedua belah pihak merupakan pendukung globalisasi kegiatan ekonomi kemudian liberalisasi perdagangan, juga pembela lalu pendukung kuat WTO," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian di konferensi pers di Beijing pada Awal Minggu (14/3).
Hal itu disampaikan Lin Jian menyusul pertandingan Presiden China Xi Jinping dengan Awal Menteri Spanyol Pedro Sánchez pada Hari Jumat (11/4) di dalam Beijing.
"China juga EU berazam pada sistem perdagangan multilateral yang adil, bebas juga berpusat pada WTO, dan juga perkembangan yang tersebut sehat dan juga stabil di perdagangan global lalu hubungan ekonomi, yang tersebut merupakan kepentingan kedua belah pihak serta seluruh dunia," ungkap Lin Jian.
Amerika Serikat, ungkap Lin Jian, menggunakan tarif sebagai senjata untuk memberikan tekanan maksimum lalu mencari keuntungan pribadi, dan juga mengutamakan kepentingannya sendiri dalam melawan kepentingan rakyat komunitas internasional.
"Ini adalah langkah khas unilateralisme, proteksionisme, serta intimidasi ekonomi, yang tersebut sangat merugikan kepentingan China, EU, dan juga seluruh dunia," tegas Lin Jian.
Sebagai negara besar yang tersebut mengerjakan tanggung jawabnya, China, kata Lin Jian, sudah mengambil langkah-langkah tegas kemudian akan terus melakukannya untuk melindungi kepentingannya yang digunakan sah.
"China siap bekerja mirip dengan komunitas internasional, di antaranya EU, untuk meningkatkan komunikasi serta koordinasi memperluas keterbukaan juga bekerja serupa demi mencapai keuntungan bersama. Kami tak cuma akan melindungi kepentingan masing-masing, tetapi mempertahankan aturan perdagangan internasional dan juga keadilan," ungkap Lin Jian.
Sedangkan EU sendiri telah menyampaikan pernyataan merek mengenai dukungan terhadap sistem perdagangan multilateral melalui Perwakilan Tetap EU untuk WTO João Aguiar Machado, dalam Jenewa pada Kamis (10/4).
Dalam pernyataan itu, EU mengungkapkan kekal menjadi pendukung kuat tata kelola perdagangan multilateral dengan WTO sebagai intinya.
"Mengingat pembaharuan lanskap internasional, EU juga telah lama berubah menjadi pendukung kuat reformasi yang digunakan bermakna untuk meyakinkan perdagangan berbasis aturan juga kerja sebanding internasional dengan WTO sebagai intinya dapat terus berkembang," kata Machado.
Dalam konteks tersebut, EU menyesalkan pengenalan tarif sewenang-wenang yang dimaksud memengaruhi semua anggota WTO.
"Tarif yang disebutkan melanggar komitmen WTO lalu aturan dan juga prinsip dasar Organisasi ini. Pesan EU jelas, Eropa dapat diandalkan, dapat diprediksi, lalu terbuka untuk kegiatan bisnis yang mana adil. Kepercayaan kuat kami terhadap perdagangan berbasis aturan lalu WTO merupakan landasan utama pendekatan tersebut," tegas Machado.
Sedangkan di Deputi Perwakilan Tetap EU untuk WTO Hiddo Houben di pernyataannya pada Rabu (9/4) menyatakan EU sangat prihatin dengan penerapan tarif universal juga sektoral oleh pemerintah Negeri Paman Sam yang digunakan memengaruhi semua anggota WTO, di antaranya EU.
"Ini merupakan pukulan telak bagi perekonomian planet serta sistem perdagangan multilateral. Tarif yang dimaksud bertentangan dengan aturan juga prinsip paling dasar WTO, lalu tak dapat dibenarkan oleh keamanan nasional," kata dia.
Pemerintah China telah terjadi menetapkan tarif impor sebesar 125 persen per 12 April 2025 melawan barang-barang dengan syarat Amerika Serikat meskipun permanen menyampaikan opsi dialog dengan azas kesetaraan masih terbuka.
Nilai tarif yang disebutkan naik dari tadinya sebesar 84 persen sekaligus menjadi respon berhadapan dengan penerapan tarif timbal balik yang digunakan disampaikan oleh pemerintah Negeri Paman Sam pada Kamis (10/4) yang tersebut mengenakan pungutan 125 persen berhadapan dengan barang-barang jika China.
Padahal pada Rabu (9/4), Trump mengumumkan penundaan selama 90 hari melawan tarif timbal balik ke lebih lanjut dari 75 negara mitra dagang AS, tapi mengecualikan China dari kebijakan itu.
Berdasarkan perhitungan, Trump sesungguhnya sudah ada menerapkan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang dengan syarat China yaitu tarif timbal balik sebesar 125 persen ditambah tarif terkait fentanil sebesar 20 persen yang digunakan diberlakukan pada Februari serta Maret lalu.
Namun kemudian Bea Cukai serta Perlindungan Perbatasan Negeri Paman Sam (US Customs and Border Protection) pada Hari Jumat (11/4) mengumumkan bahwa perangkat-perangkat seperti ponsel pintar, komputer, kartu memori, sel surya, dan juga semikonduktor lainnya dikecualikan dari kebijakan tarif mulai 5 April 2025.
Barang-barang elektronik ini dibebaskan dari tarif besar lantaran tidaklah diproduksi oleh sektor ke AS. Sementara untuk memulai pembangunan pabrik untuk memenuhi keperluan di negeri akan memakan waktu bertahun-tahun.
Artikel ini disadur dari China minta EU dukung liberalisasi perdagangan versi WTO